Seorang filsuf yang penasaran dengan Nasrudin Hoja, mengajak Nasrudin untuk berjalan-jalan berkeliling kota. Setelah sekian lama mengobrol dan berdebat, akhirnya keduanya memutuskan untuk mencari tempat makan. Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah rumah makan terkemuka dan meminta masakan paling spesial untuk hari ini.âMenunya adalah ikan bakar,â kata pelayan.âBawakan dua untuk kami!â jawab menit kemudian, sang pelayan membawakan dua ikan bakar. Yang satu lebih besar daripada yang lain. Tanpa permisi, Nasrudin langsung mengambil ikan bakar yang lebih besar. Sang filsuf, melihat cara Nasrudin yang tidak sopan, segera memarahi Nasrudin. Menurutnya, Nasrudin sangat egois, melanggar etika, dan perilakunya tidak sesuai dengan kecerdasan. Setelah diceramahi sekian lama, Nasrudin menyela.âSudah cukupkah Tuan?â tanya Nasrudin.âAnda benar-benar tidak sopan. Saya malu berteman dengan Anda. âSebagai seorang yang bermoral, saya tidak akan berperilaku seperti Anda. Saya justru akan memilih ikan bakar yang lebih kecil!â jawab filsuf tersebut.âIni bagian Anda kalau begitu,â Nasrudin menyodorkan ikan bakar yang lebih kecil kepada filsuf Rahasia dalam Kisah Filsuf MoralisTerdapat kejadian yang bisa dilepaskan dari prinsip moral yang kita anut selama ini karena yang kita maksud sebagai moral sebenarnya adalah âselubung untuk menutupi keinginan atau keserakahan diri sendiriâ. Padahal, seharusnya, moral dapat disebutkan sebagai âupaya manusia untuk berbagi satu sama lain dengan melepaskan segala perangkat yang melekati, termasuk harga diriâ. Kita bisa menganggap bahwa Sang filsuf yang memeroleh ikan bakar kecil, tengah termakan ucapannya sendiri tentang âtindakan mengalahâ. Kita juga bisa berpendapat bahwa Nasrudin tengah mengajari sang filsuf untuk menyelaraskan ucapan dan hatinya karena orang yang ucapan dan hatinya tidak selaras adalah orang munafik. Bagaimana mungkin orang munafik bisa memberikan ilmu pengetahuan? Tweet Share Share Share Share About Fitra Firdaus Aden Seorang penulis lepas, content writer, keyboard warrior, dapat dihubungi melalui fitrafirdausadenTapipada kelima sisi makam yang lain, justru sama sekali tidak diberi pagar, seolah boleh dimasuki bahkan oleh keledai sekalipun. Di pemakamannya pun orang masih disuguhkan rasa humor, khas sang penghuni makam, Mullah Nasruddin Hoja.* *Ady Amar, penikmat dan pemerhati buku, tinggal di Surabaya. Baca juga Oleh Uttiek M Panji Astuti, Penulis dan TravelerSaya sering menuliskan tentang dongeng pengantar tidur yang diceritakan Papi pada saya dan adik-adik sewaktu kecil dulu. Favorit saya adalah perjuangan Shalahuddin Al Ayyubi saat membebaskan Al lain yang menarik adalah kecerdikan Abu Nawas dan bijaksananya Raja Harun Al-Rasyid. Saya selalu tertawa terpingkal-pingkal dengan ulahnya. Sampai sekarang pun saya masih bisa mengingat selesai bercerita tentang Abu Nawas, Papi menutupnya dengan menyanyikan syair Iâtiraf. Saking menancapkan syair itu, tiap kali mendengarnya, saya selalu terlempar ke momen masa kecil dulu. Kenangan dongeng pengantar tidur itu terbawa sampai dewasa. Bahkan syair itu yang saya pilih saat melangkah ke pelaminan dengan asli Abu Nawas adalah Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami. Ia lahir pada 145 H 747 M di kota Ahvaz yang sekarang berada di yang bernama Hani Al-Hakam, seorang legiun militer Marwan II. Ibunya bernama Jalban. Sejak kecil Abu Nawas sudah yatim. Ia dibawa ibunya ke Bashrah untuk menuntut ulama tercatat menjadi gurunya. Di antaranya Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah, pada keduanya ia belajar sastra belajar Alqurâan pada Ya'qub Al-Hadrami. Belajar hadist pada Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said Al-Qattan, dan Azhar bin Sa'ad heran, sekalipun disampaikan dengan gaya humor sufi, namun perkataan dan syairnya penuh menulis puisi menarik perhatian Khalifah Harun Al-Rasyid. Melalui musikus istana, Ishaq Al-Wawsuli, Abu Nawas dipanggil untuk menjadi penyair istana Sya'irul Bilad. Syair dan puisi Abu Nawas dikumpulkan dalam âDiwan Abu Nawasâ. Saking masyhurnya, kitab ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan diterbitkan di berbagai negara. Seperti Wina, Austria 1885, Kairo, Mesir 1860, Beirut, Lebanon 1884, India 1894.Manuskripnya saat ini masih tersimpan di perpustakaan Berlin, Wina, Leiden, dan bisa menuturkan semua hal melalui humor satire. Bahkan tentang kematian sekalipun. Konon, sebelum meninggal ia minta keluarganya mengkafaninya dengan kain bekas yang kelak jika Malaikat Munkar dan Nakir datang ke kuburnya, Abu Nawas dapat mengatakan. "Tuhan, kedua malaikat itu tidak melihat kain kafan saya yang sudah compang-camping dan lapuk ini. Itu artinya saya penghuni kubur yang sudah lama."Orang-orang dengan mata batin yang terasah dan mampu menyampaikan hikmah melalui humor, tak hanya Abu Asia Tengah ada sosok yang bernama Nasreddin Hoja atau Nasarudin Hoja dalam pelafalan orang Indonesia. Tak kalah terkenalnya dengan Abu bijak ini lahir di Konya, Turki. Namun semasa hidupnya berkelana hingga ke Samarkand dan sempat berjumpa dengan Amir catatan para sufi disebutkan beberapa dialog Nasarudin dengan Amir Temur. Kecerdikannya mampu menundukkan hati Sang Amir, hingga ia diangkat menjadi Hoja dikenal sebagai sufi bijak yang cerdas dalam membuat lelucon, serta mengajarkan ilmu hikmah dalam memaknai satu yang terkenal adalah kebiasaanya mengendarai keledai dengan menghadap ke belakang dan cerita tentang ia dan anaknya yang menggendong keledai ke lagi yang tak kalah terkenal. Kalau di Indonesia, entah mengapa kata bahlul dilekatkan dengan kata bodoh. Padahal dalam bahasa Arab tidak dikenal kata sejatinya adalah nama orang sederhana yang bijak. Semacam Kabayan kalau dalam karakter cerita lokal. Ia menyampaikan nasihat dengan gaya humor ala Abu Nawas, namun sarat menyampaikan kebenaran melalui humor adalah salah satu bentuk kecerdasan. Tidak semua orang bisa melakukannya. Sayangnya, yang sekarang banyak disaksikan adalah para pemimpin yang terlihat lucu, padahal tidak bermaksud tetiba saya teringat syair indah ini. Ilahi lastu lil firdausi ahla, wa la aqwa 'ala naril jahimi, wa habli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghofirudz dzambil 'adhimi⊠BukuSANG MULLAH KUMPULAN KISAH BIJAK JENAKA NASRUDIN HOJA - Astrid S di Tokopedia â Promo Pengguna Baru â Cicilan 0% â Kurir Instan. BKBN Bu Ka Bali Nada Homi ki Ă© homi ka ta manda papagaio, ayoHomi ki Ă© homi ka ta manda papagaioHomi ki Ă© homi ka ta manda papagaio, ayoHomi ki Ă© homi ka ta manda papagaioN'avisau, n'ripitiu, n'torna flauKo porta mal, kelĂĄ pa mi ka ta daTĂnhamos tudo para dar certo, ululuNĂŁo sabes como eu sofriN'staba mal, ma dja aceta, eitaPronta pa torna começaMama avisaba, mi mama dja flabaNha fidju, homi si ka bali nadaPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelĂĄ foi Dios ki libram, ayaPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelĂĄ foi sĂł Dios ki libramBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaMĂĄs un bĂȘs bu fla ma ami eraBu amiga, bu amor, bu amantiEt c'est pas vraiEt c'est pas vraiĂ ka un, Ă© dĂŽs, trĂȘsBu fadja, bu mintiBu fazem di dodu, bu jura pa tudu, aiĂ©Problema ki, pa bo, kelĂĄ Ă© normalPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelĂĄ foi sĂł Dios ki libramBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaAfinal, o papi Ă© mentirosoAfinal, o papi perdeu tudoAfinal, o papi manipulouManipulou manipulouAfinal, o papi Ă© mentirosoAfinal, o papi perdeu tudoAfinal, o papi manipulouManipulou manipulouBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka Ă© nha alma gĂȘmeaAh, ah, n'ten dorAh, n'ten dorAh, ah, j'ai mal VNVN VocĂȘ NĂŁo Vale Nada Homem que Ă© homem, nĂŁo fica de conversa fiada, eiHomem que Ă© homem, nĂŁo fica de conversa fiadaHomem que Ă© homem, nĂŁo fica de conversa fiada, eiHomem que Ă© homem, nĂŁo fica de conversa fiadaTe avisei, repeti e te falei de novoPra parar de se comportar mal, que pra mim jĂĄ chegaTĂnhamos tudo para dar certo, realVocĂȘ nĂŁo como eu sofriEstava mal, mas jĂĄ aceitei, eitaPronta pra começar de novoMinha mĂŁe avisava, minha mĂŁe sempre falavaMinha filha, homem assim nĂŁo vale nadaVocĂȘ matava por mimHoje foi vocĂȘ que acabou me matando, Ă©Mas nĂŁo te desejo nenhum malIsso foi Deus que me livrou, ahVocĂȘ matava por mimHoje foi vocĂȘ que acabou me matando, Ă©Mas nĂŁo te desejo nenhum malIsso foi Deus que me livrou, ahVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaMais uma vez, que vocĂȘ me fala que era sĂłSua amiga, seu amor, sua amanteE isso nĂŁo Ă© verdadeIsso nĂŁo Ă© verdadeNĂŁo foi uma vez, mas duas, trĂȘsVocĂȘ vacilou, vocĂȘ mentiuVocĂȘ me fez ser a doida, vocĂȘ jurou por tudo, Ă©O problema Ă© que pra vocĂȘ isso Ă© normalVocĂȘ matava por mimHoje foi vocĂȘ que acabou me matando, Ă©Mas nĂŁo te desejo nenhum malIsso foi Deus que me livrouVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaNo fim, o cara Ă© mentirosoNo fim, o cara perdeu tudoNo fim, o cara manipulouManipulou manipulouNo fim, o cara Ă© mentirosoNo fim, o cara perdeu tudoNo fim, o cara manipulouManipulou manipulouVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaVocĂȘ nĂŁo vale nadaNĂŁo, vocĂȘ nĂŁo vale a penaHoje tenho certezaQue vocĂȘ nĂŁo Ă© minha alma gĂȘmeaAh, ah, isso me dĂłiAh, isso me dĂłiAh, ah, isso me faz mal SangMullah; Kumpulan Kisah Bijak Jenakasa Nasrudin Hoja di Tokopedia â Promo Pengguna Baru â Cicilan 0% â Kurir Instan. FilterBukuSosial PolitikNovel & SastraReligi & SpiritualHobiBuku Remaja dan AnakMainan & HobiMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 75 produk untuk "nasrudin hoja" 1 - 60 dari 75UrutkanAdSang Mullah Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin SelatanAlifia 15AdShalat Jum'at di Hari Kamis - 101 Kisah Jenaka Nasruddin SlemanArea Buku 20AdPerkembangan Tafsir Al-Quran Di Asia Tenggara - Nasruddin 6%Kab. SlemanSocial Agency 13AdProduk Terbarubuku DARMAGANDHUL KISAH KEHANCURAN JAWA DAN AJARAN2 RAHASIA buku erga online bookAdBUKU BIOGRAFI LENGKAP ALI BIN ABI THALIB RA - Abdul Syukur 2BUKU SANG MULLAH KUMPULAN KISAH BIJAK JENAKA NASRUDIN 3Sang Mullah Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin SelatanAlifia 15SANG MULLAH KUMPULAN KISAH BIJAK JENAKA NASRUDIN 2Sang Mullah Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin Hoja - Astrid BandungBukunetbuku,360,CERITA JENAKA NASRUDIN Sidoarjotoko kolong atap
Nasrudiningin membawa buah tangan berupa itik panggang. Sayang sekali, itik itu telah dimakan Nasrudin sebuah kakinya pagi itu. "Lihatlah," kata Nasrudin puas, "Di sini itik hanya berkaki satu." Tentu Timur Lenk tidak mau ditipu. Maka ia pun berteriak keras. Semua itik kaget, menurunkan kaki yang dilipat, dan beterbangan.